top of page
  • SEAMS

Pelatihan Kuratorial dengan Topik Interpretasi dan Pengembangan Pameran Diselenggarakan di Jakarta

Sebuah pelatihan untuk para pekerja museum dengan topik ‘Interpretasi dan Pengembangan Pameran’ telah diselenggarakan di Jakarta pada Selasa-Rabu, 23-24 November 2021 yang lalu. Pelatihan ini diikuti oleh 22 peserta dari 15 museum di seluruh Indonesia. Para narasumber berasal dari penyelenggara kegiatan ini yaitu Universitas Deakin, Western Australian Museum, dan Southeast Asia Museum Services. Beberapa narasumber lain juga diundang yaitu kurator dari Museum Nasional, Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) dan seorang dosen dari Universitas Indonesia, Ajeng Ayu Arainikasih.


Pelatihan interpretasi ini merupakan kelanjutan dari pelatihan signifikansi yang telah diselenggarakan secara daring pada bulan Agustus 2021. Pelatihan tersebut menghasilkan suatu kajian atas beberapa objek yang dipilih dari Museum Nasional dan Western Australian Museum. Dalam pelatihan ini, hasil kajian signifikanasi dari empat objek terpilih digunakan untuk menyusun suatu rancangan interpretasi dan desain label.


Secara keseluruhan, kedua pelatihan ini- signifikansi dan interpretasi- bertujuan untuk membantu para peserta AIM Project dalam mengenali, meneliti, dan mengurasi koleksi di museum mereka masing-masing yang nantinya akan ditampilkan pada pameran online bersama pada bulan Juni 2021.


Hari pertama pelatihan fokus pada interpretasi objek yang meliputi teori interpretasi, cara mengenali/mengindetifikasi pengunjung, metode belajar, dan juga metode pengembangan label dan teks. Pada siang menjelang sore, para peserta mendapat kesempatan berkunjung ke MACAN untuk belajar dan mengobservasi bagaimana museum tersebut menyusun intepretasi koleksinya.


Pada hari kedua, peserta diajak untuk belajar bagaimana mengembangkan sebuah pameran. Ceramah pada hari ini diberikan oleh kurator dari Western Australian Museum, Corioli Souter dan kurator dari Museum Nasional, M. Khusna Rizqika. Kedua pemateri menceritakan bagaimana mereka membangun narasi yang lebih kontekstual dan bagaimana koleksi serta interpretasi dipilih untuk tampilan baru di museum mereka. Pada siang hari peserta mulai bekerja dalam kelompok untuk menyusun label dan teks yang meliputi label tema, label objek, dan label untuk anak. Hasil tulisan mereka kemudian dicetak dan dipresentasikan pada saat kunjungan ke Museum Nasional Indonesia di sore harinya. Presentasi tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Plt. Kepala Museum Nasional dan juga para kurator Museum Nasional Indonesia.



AIM Project terselenggara atas dukungan dana dari Australia-Indonesia Institute di bawah Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

bottom of page